September 02, 2010

Anak dan Masa Depan

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaykum warohamtullahi wabarokatuh


Hampir seluruh ummat Islam mengenal atau paling tidak tahu dengan seorang Ulama besar Imam Syafi’i. seorang Ulama yang menjadi rujukan sabagian besar Ummat Islam di dunia, khususnya Indonesia. Kali ini, sedikit akan dibahas asal-usul sang Ulama. Beliau lahir dari keluarga yang luarbiasa. Ada sebuah kisah yang akan membuat kita bangga dengan ulama yang satu ini. Kisah bagaimana bibit kebaikan yang ditanam dari keluarga sholeh.

Al-kisah, ayah sang Imam sedang melakukan perjalanan jauh. Sampai disuatu tempat di tepi sungai, beliau beristirahat untuk melepas lelah. Tak selang berapa waktu, seiring mengalirnya air sungai, ada sebuah buah apel . beliau mengambil apel terserbut dan memakannya. Baru beberapa gigitan yang beliau lakukan, sekejap beliau teringat, bahwa apel tersebut pasti ada pemiliknya. Beliau orang yang sangat hati-hati, termasuk dalam hal makanan. Beliau kemudian menyusuri sungai, untuk menemukan siapa pemilik apel tersebut dengan tujuan untuk meminta agar sang pemilik apel mengikhlaskan apel yang telah dimakan oleh Ayah Imam Syafi’i.

Akhirnya pencarian beliau pun membuahkan hasil. Beliau menemukan sang pemilik buah apel. Beliau berharap sang pemilik apel bisa mengikhlaskan apel yang beliau makan. Namun, sang pemilik apel tidak ingin mengikhlaskan apel yang telah dimakan oleh ayah dari Iman Syafi’I begitu saja. Sang pemilik apel memberikan sebuah syarat yakni, Ayah sang imam bersedia menikah dengan putri dari pemilik apel. Putri yang diisyaratkan dengan buta, tuli, lumpuh. Demi menghalalkan apel yang telah dimakan oleh ayah sang Imam, beliau bersedia menikah. Setelah Ijab Qabul, ayah sang Imam pun di perkenankan menuju kamar sang mempelai wanita. Betapa terkejutnya beliau saat mengetahui kenyataan dari wanita yang beliau nikahi. Gambaran yang disampaikan ayah dari mempelai wanita, tidak seperti kenyataan yang tampak di depan wajah ayah sang Imam. Wanita yang begitu cantik, tidak buta sama sekali, tidak tuli dan bahkan tidak lumpuh. Lantas ayah sang Imam pun bertanya kepada ayah sang mempelai wanita. Lalu ayah mempelai wanita pun menjelaskan. Benarlah ia adalah seorang yang buta, karena ia hampir tidak pernah melihat sesuatu yang diharamkan Allah, dan benarlah ia seorang yang tuli, karena ia hampir tidak pernah mendengar sesuatu yang diharamkan Allah, dan benarlah ia seorang yang lumpuh, karena ia hampir tidak pernah melangkah ke tempat yang diharamkan oleh Allah. Subhanallah…

Peran keluarga sangatlah penting dalam mewujudkan generasi Robbani.. berawal dari keluargalah, tumbuh tunas-tunas yang menjadi sketsa masa depan. Peran orang tua sudah barang tentu menjadi faktor utama terwujudnya sebuah generasi yang mencintai Allah dan dicintai Allah. Kisah di atas adalah sebuah fakta yang memperlihatkan bahwa dari keluaga yang bertaqwa, lahirlah sebuah sosok Ulama besar. Dalam sebuah moment, seorang ustadz menyampaikan tiga hal yang cukup penting yakni :
  1. Berilah nama anakmu dengan nama yang baik, karena nama adalah do’a dan harapan.
  2. Ajarkanlah kitab Al-Qur an kepada anakmu.
  3. Nikahkanlah anakmu jika ia ingin menikah. Ini adalah salah satu perkara dari 3 perkara yang dianjurkan untuk disegerakan. Melunasi Hutang, menguburkan jenazah, dan menikah. *

Wassalamu'alaykum warohamtullahi wabarokatuh


واحـد





*) mohon maaf, penulis hanya ingin menyampaikan padahal penulis sendiri belum menikah ^^

4 komentar:

Nurul Hikmah said...

fastabikulkhoiroot, saling menasehati dalam kebaikan

Tholabul Ilmy said...

kisahnya di ambil dari kitab pa ???

wahied said...

dari dengerin kajian... lupa nanya kitab apa..

wahied said...

Sekarang dah nikah.. 11 Mei 2013, :)

Post a Comment